Berawal dari sebuah titik... Berjabat erat membentuk garis... Sambung menyambung menjadi huruf... Yang menjalin sebuah kata... Merangkai kalimat... Menata cerita... Menjalin kitab...


dua puluh Februari 2009
Phow..

Senin, 20 April 2009

4 April 2009

Dari Erwan Setiawan untuk Phow Anks

Dik....
Hari semakin.....
Maksudku hari berkurang
mmm perlahan tapi pasti.

Kemana langkah,
Kemana Waktu,
Bayang-bayang selalu mengikuti,
Kanan,
Kiri,
Hati dan pikiran yang tahu.

Kupersembahkan Keranda untukmu
Bukan...
Bukan Keranda yang kamu maksud itu
Melainkan...
Keranda Mawar Merah yang baru kupetik
Kupersembahkan untukmu
Sebagai tanda Ulang Tahunmu

Erwan Dodol
Jatinegara, 04 April 2009

Buat Phow Anks

Dari Embie C. Noer untuk Phow Anks
4 April 2009


Selamat Merayakan Hari Ulang Tahun
Merayakan apanya?
Meraakan kelahirannya? Kesehatan sampai hari ini tetap seger-buger?
Atas kisah hidup yang beraneka rasa? Merayakan apa pun di hari ulang tahun tak jadi soal. Yang jelas sampai hari ini nyatanya tetap ada.
Nyatanya tetap diberi kemampuan gembira, sedih, bertanya dan menjawab. Nyatanya masih bisa ragu. Sepi. Tak mengerti.

Selamat Merayakan Hari Ulang Tahun
Yang akan selalu mengganggu
Dengan bermacam bunga

Sedih juga cara merayakan yang bahagia
Karena artinya sampai saat ini masih merasa

Selamat Ulang Tahun
Semoga Sehat dan Bahagia

MBCN

Kamis, 02 April 2009

Aku ini memang tidak berada, tapi aku nyata adanya..

Ibuku dua hari tak pulang..
Hanya mampir sebentar, menitipkan uang kepada kakak untuk melunasi hutangnya..
Setelah itu, dia pergi lagi tak pulang semalaman..
Waktu itu aku bolos kuliah mencari keberadaan ibu..
Sudah kucari ke rumah saudara dan kakak, tapi hasilnya nihil..
Semua rasa berkecamuk dalam otakku..
Penat, sumpek, dll menari-nari di atas rasa khawatirku..
Saat itu juga aku merasa kehilangan semangatku, harapanku, tujuan hidupku..
Tak ada energi yang biasanya mengiring langkah..

Sebegitu sakitnya aku membayangkan posisi ibu..
Terkungkung hutang sampai tak pulang..
Entah tidur dimana saat itu..
Prihatin, hingga akhirnya pulang kerumah dalam keadaan sakit
setelah kesana kemari mencari pinjaman uang..

Tak sampai hati aku membayangkan derita ibu..
Setiap hari ada saja orang datang ke rumah menagih hutang ibu yang tak sedikit jumahnya..
Datang membentak ibu..
Seketika itu, tubuhku diam membeku..
Hatiku leleh, menjerit kesakitan..
Begitu menderitanya mencari hutang untuk makan sehari-hari..
Sampai rela menahan malu demi keluarganya..

Aku tak pernah bisa menangis di depan ibu..
Tak sanggup menitikkan air mata walau setetes..
Hanya mampu menggenang di pelupuk mata..
Aku tak ingin membuatnya kepikiran..

Doanya selalu dia kirim mengantar tidurku..
"Yang sabar, Nak. Kelak kau akan menjadi orang sukses yang bisa membahagiakan orang tuamu"


Jember, 2 April 2009
Phow